IPO Emiten Teknologi Remala Abadi (DATA), dana akan digunakan


Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Remala Abadi Tbk (DATA) melanjutkan proses penawaran umum perdana (IPO) dengan penawaran umum.

Penawaran umum tersebut akan berlangsung hingga 3 Mei 2024. Setelah itu, akan diakhiri dengan pencatatan saham dengan kode DATA di BEI pada 7 Mei 2024. Saham emiten teknologi penyedia infrastruktur telekomunikasi dan pusat data ini, ditawarkan kepada investor masyarakat dengan harga Rp 188.

Kepala Riset MNC Sekuritas Victoria Venny menilai sektor-sektor yang saat ini bergerak di bidang DATA, yakni fiber to office (FTTO), fiber to the home (FTTH), dan penyedia jaringan data center masih sangat diminati. Terlebih lagi, penetrasi fixed broadband di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan data yang dimiliki Venny, penetrasi internet di Indonesia mencapai 66,5% populasi atau 185,3 juta pengguna internet hingga 24 Januari.

“Selanjutnya, pertumbuhan perangkat TV streaming sebesar 6,8% year-on-year dan pertumbuhan perangkat smart home sebesar 7,8% year-on-year menjadi bukti bahwa permintaan internet rumahan di Indonesia semakin meningkat dan akan terus bertambah,” jelas Venny .

Dilihat dari kinerja keuangannya, Venny menilai kinerja emiten telekomunikasi ini sangat baik. Pada laporan keuangan Oktober 2023, kinerja DATA dinilai sangat baik oleh Venny. Hal ini terlihat dari laba bersih yang meningkat sebesar 57,54% year-on-year, ditopang oleh peningkatan pendapatan sebesar 6,44% year-on-year. Margin EBITDA juga tercatat mengalami peningkatan. Biaya keuangan menurun secara signifikan year-on-year sebesar -67,09%.

Diakui Venny, persaingan industri yang digeluti DATA saat ini cukup kompetitif. Beberapa pemain yang terdaftar di Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), seperti Telkom Group, Biznet, First Media, XL Home dan MyRepublic, sudah memiliki pangsa pasar dan jaringan yang relatif besar. Namun bukan berarti DATA tidak bisa mendekati pemain-pemain besar tersebut. Dengan dana hasil IPO tersebut, Venny yakin perseroan akan memanfaatkannya untuk mengembangkan jaringan yang sudah dimiliki.

“Memang saat ini posisi DATA masih terbilang kecil dibandingkan pemain sejenis. Misalnya: pendapatan DATA sekitar Rp 179 miliar (untuk periode 10 bulan yang berakhir 31 Oktober 2023) versus TLKM Data Internet Rp 87 miliar; LINK Rp 3. 9 triliun Namun, “Menurut saya kinerja keuangan DATA pada Oktober 2023 cukup bagus,” kata Venny.

Saat ini DATA setidaknya telah memiliki jaringan optik sepanjang 8.500 km yang tersebar hingga Purwakarta dan Bandung. Tahun ini, DATA bertujuan untuk memberikan layanan internet kepada masyarakat di Pulau Jawa dan Bali. Untuk melayani masyarakat Jawa dan Bali, diharapkan pada akhir tahun ini DATA sudah memiliki setidaknya 10.000 km kabel serat optik.

Mengusung brand Tachyon sejak tahun 2010, datanya bekerja pada segmen Korporasi (48,79%), Kemitraan (32,64%) dan Kantor Pemerintahan (9,96%). Mengusung brand Net-home, DATA juga telah beroperasi di segmen Perumahan sejak tahun 2019. Saat ini, segmen Perumahan memberikan kontribusi kepada perusahaan sebesar (8,61%).

Kini DATA memiliki 137.000 sambungan rumah dan 15.000 sambungan domestik. DATA juga menghubungkan setidaknya 6 ribu kantor dan menghubungkan 70% pusat data di Jabodetabek. Untuk mengoperasikan dan memantau jaringannya, perusahaan mengoperasikan 3 Network Operations Center (NOC).

Dengan jaringan yang handal dan layanan optimal, DATA saat ini menjadi salah satu perusahaan ISP yang memiliki churn rate (persentase pelanggan yang berhenti menggunakan layanan perusahaan) yang rendah di industri telekomunikasi nasional. Berdasarkan informasi yang dipublikasikan, ketika exit rate perusahaan berada di bawah 1%.

Dengan masih terbukanya potensi pertumbuhan industri telekomunikasi, Venny optimis DATA masih mampu meningkatkan kinerja keuangannya dan mendapatkan ceruk pasar fixed broadband Indonesia. Optimisme Venny tentu beralasan. Karena DATA fokus pada pekerjaan instansi pemerintah, segmen korporasi B2B dan residensial.

Segmen pelanggan ini masih menjanjikan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini seiring dengan peningkatan pengguna perangkat rumah pintar yang mencapai 9,6 juta dengan total nilai pasar rumah pintar setiap tahunnya sekitar $467 juta, jelas Venny.

Menurut informasi yang diberikan perusahaan, mereka saat ini mengoperasikan pusat data. Perusahaan akan terus mengembangkan bisnis ini. Venny menilai langkah perseroan mengembangkan bisnis data center merupakan strategi yang tepat. Sebab di era digital saat ini dan pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, potensi penggunaan data center dan cloud rental akan semakin meningkat.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Di hari pertama di bursa, saham GRPH langsung anjlok 22,3%

(ahh/ahh)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *